PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SOAL CERITA MELALUI METODE
PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VI
BAB I
PENDAHULUAN
A . LATAR BELAKANG MASALAH
Pada kenyataannya dalam belajar matematika soal cerita
siswa kelas VI SDN Cibubur 05 Jakarta Timur belum memuaskan. Hal ini disebabkan kejenuhan siswa terhadap
teori – teori yang harus dipelajari serta metode pembelajaran yang monoton,
sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika tentang soal cerita
kurang memuaskan.
Pada umumnya
siswa belajar matematika kurang memahami, padahal mata pelajaran matematika
sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari – hari. Metode pemecahan masalah dapat mendorong
siswa untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang soal cerita yang akan
dilakukan guru sebagai metode yang akan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Dalam mengajarkan matematika di
kelas VI SDN Cibubur 05 Jakarta Timur, saya beranggapan kurang bervariasi dalam
menyajikan pembelajaran di kelas dengan melibatkan seluruh siswa.
Kenyataannya
kurangnya menggunakan metode yang tepat pada pembelajaran matematika tentang
soal cerita membuat siswa kurang memahami.
Mengajar bukan lagi usaha
menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga usaha meningkatkan hasil belajar
siswa, oleh karena itu guru dituntut kreatif memilih metode pembelajaran yang
tepat.
Agar
kreativitas siswa Kelas VI SDN Cibubur 05 Jakarta Timur dapat meningkatkan
hasil belajar pada pembelajaran matematika tentang soal cerita dan memuaskan
maka guru perlu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan “Learning must be
enjoy”. Kreativitas siswa dapat
menjadikan iklim belajar efektif.
Penyajian metode pemecahan masalah kiranya dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran matematika dalam soal cerita juga konsep tentang
matematika meningkat sehingga pencapaian tujuan pembelajaran dapat terlaksana
secara maksimal.
Berdasarkan
hal itulah saya mengamati secara cermat seluruh aktivitas siswa dengan segala
kompleksitasnya, sebelum menentukan materti tertentu diajarkan hendaknya
menentukan metode yang tepat. Banyak
pertimbangan yang diberikan sebelum saya menggunakan metode pemecahan masalah
untuk memberikan pembelajaran matematika soal cerita kepada siswa kelas VI SDN
Cibubur 05 Jakarta Timur dari segi kebaikan dan manfaat metode itu sendiri yang
dapat meningkat kreativitas iswa, pemahaman sehingga hasilnya akan meningkat.
B . IDENTIFIKASI
MASALAH
Masalah yang dapat
diidentifikasikan penulis berdasarkan uraian Latar Belakang di atas yaitu :
1.
Mengapa siswa kelas VI SDN Cibubur 05 Jakarta Timur kurang memuaskan ?
2.
Upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika soal cerita siswa kelas VI SDN Cibubur 05 Jakarta Timur ?
3.
Apakah metode pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam belajar matematika soal cerita siswa kelas VI SDN Cibubur 05 Jakarta
Timur.
4.
Sejauh mana penggunaan perpaduan metode pemecahan masalah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN Cibubur 05 Jakarta Timur ?
5.
Apakah ada kesulitan menggunakan metode pemecahan masalah dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN Cibubur 05 Jakarta Timur
C. PEMBATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini
permasalahan dibatasi hanya pada “Peningkatan hasil belajar siswa pada
pembelajaran matematika soal cerita melalui metode “Pemecahan masalah siswa
kelas VI SDN Cibubur 05 Jakarta Timur.
D . PERUMUSAN MASALAH
Adapun perumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu : Apakah metode pemecahan masalah dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VI SDN Cibubur 05 Jakarta Timur pada pembelajaran
Matematika soal cerita ?
E . KEGUNAAN PENELITIAN
1. Bagi siswa : Hasil penelitian
Tindakan Kelas ini akan sangat bermanfaat bagi siswa kelas VI SDN Cibubur 05
Jakarta Timur untuk memahami matematika, siswa semangat dan merasa senang
belajar matematika sehingga hasil belajarnya meningkat dan memuaskan..
2. Bagi guru : Dapat memiliki
pengetahuan mengenai metode pembelajaran, menambah wawasan, melaksanakan
pembelajaran yang menyenangkan, meningkatkan hasil belajar, memenuhi
persyaratan dalam mengikuti Diklat Sertifikasi Guru dan menambah banyak
manfaat.
3. Bagi sekolah : Hasil
Penelitian Tindakan Kelas ini akan memberikan masukan yang positif terhadap
sekolah dalam rangka peningkatan hasil belajar
BAB II
KAJIAN TEORI
A . BELAJAR
Belajar
adalah proses perubahan tingkah laku, kita akan sulit melihat bagaimana proses
terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang, oleh karena itu
perubahan tingkah laku berhubungan dengan perubahan sistem syaraf dan perubahan
energi yang sulit dilihat dan diraba oleh sebab itu terjadinya proses perubahan
tingkah merupakan misteri, atau para ahli menamakannya sebagai kotak hitam
(black box) With.crington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan
“Belajar adalah suatu perubahan di dalam keribadian yang menyatakan diri
sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap dan
kepandaian, atau suatu pengertian.”
Gagne dalam buku The Condition of Learning (1977) menyatakan bahwa “Belajar
terjadi apabila suatu situasi stimulus Bersama dengan itu ingatan mempengaruhi
siswa sedemikian rupa sehingga performanya berubah dari waktu sebelum ia
mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi”. Misalnya jika seorang anak belajar menulis
maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat
menulis, Dengan demikian perbuatan
belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah
ditetapkan.
Faktor yang mempengaruhi belajar ada dua,
yaitu Faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri siswa / individu
misalnya : keluarga, sekolah, masyarakat.
Sekolah adalah tempat belajar siswa.
Guru alat media pembelajaran dan metode, sarana dan prasarana menjadi
faktor penentu atau pendukung dalam peningkatkan belajar siswa selain faktor
intern individu.
B . METODE PERUMUSAN MASALAH
Dalam
konteks pembelajaran kata ‘strategi’, sebagaimana dikatakan Raka Joni (1980)
merupakzn pola umum aktivitas guru – siswa di dalam terwujudnya kegiatan
belajar – mengajar. Artinya interaksi
belajar – mengajar berlangsung dalam suatu pola berupa metode yang digunakan
bersama guru dan siswa. Metode perumusan
masalah (problem solving) merupakan kegiatan yang dilaksanakan siswa secara
bersama, berkelompok atau berdiskusi, sehingga siswa aktif dan dapat memahami
konseop matematika secara benar.
Dalam pengajaran kontektual, kerjasama antara
siswa yang belajar secara kelompok dengan bantuan teman dapat mengatasi masalah
yang komplek seperti memahami soal cerita pada pembelajaran matematika. Guru membuat bermacam – macam pengalaman
belajar dengan metode yang tepat bukan hafalan dan tanya jawab saja. Pembelajaran yang aktif dan kreatif serta
menyenangkan dapat meningkatkan prestasi atau hasil belajar siswa.
C . KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tuntutan
dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah,
Kita tidak bisa lagi mempraktekkan paradigma lama. Teori penelitian dan pelaksanaan kegiatan
nelajar mengajar membuktikan bahwa para guru atau dosen harus sudah mengubah
paradigma pengajaran.
Pendidik perlu menyusun dan melaksanakan KBM berdasarkan
pokok pemikiran sebagai berikut :
1. Pengetahuan ditemukan,
dibentuk dan dikembangkan oleh siswa, guru mengkondisikan siswa membentuk makna
dari bahan – bahan pelajaran melalui proses belajar dan menyimpannya dalam
proses ingatan yang sewaktu –waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih
lanjut. (Piaget 1952 & 1960 ; Freire, 1970).
2. Siswa membangun secara aktif.
3. Pengajar perlu berusaha
mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa.
4. Pendidik adalah interaksi
pribadi diantara para siswa dan interaksi antara gugu dan siswa.
Walaupun
sudah disadari bahwa siswa mendapatkan banyak keuntungan dan diskusi yang mengaktifkan
mereka tidak banyak guru yang melakukannya termasuk metode pemecahan
masalah. Metode ini dapat berdampak
positif bagi siswa sehingga siswa dapat mengatasi masalah bersama, dan memahami
konsep matematika tentang soal cerita yang dipelajari siswa.
Dalam matematika siswa akan dapat menyelesaikan
sebuah soal bila ia memahami permasalahannya.
Manusia adalah hasi budaya sejalan dengan perkembangan dan kemajuan
zaman yang memiliki nilai – nilai penting meliputi :
a. Pengembangan daya
konsentrasi.
b. Sifat ekonomi.
c. Kemampuan mengeluarkan
pendapat.
d. Hasrat untuk menemukan.
Pada
waktu siswa belajar matematika dalam menyelesaikan soal –soal apa yang harus
diketahui dan apa yang ditanyakan yang dipakai untuk menyelesaikan soal cerita
sehingga dengan metode pemecahan masalah melalui diskusi siswa dapat bersama
menemukan jalan penyelesaiannya.
D . KEGUNAAN MATEMATIKA
Kegunaan matematika antara lain :.
1. Dengan mempelajari matematika
manusia dapat menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat dalam kehidupan
sehari – hari.
2. Matematika di ajarkan di
sekolah membantu bidang studi lain seperti fisika, kimia, farmasi, geografi,
ekonomi, dan sebagainya.
3. Dengan mempelajari geometri
siswa dapat meningkatkan kemampuan permahaman ruang sehingga berfikir logis
sistematis dalam merumuskan asumsi, definisi, generalisasi.
4. Menunjang pemahaman alat –
alat canggih seperti kalkulator dan komputer.
5. Membantu dalam berkomunikasi
dan bersosialisasi dalam kehidupan sehari – hari dalam pemecahan masalah
kehidupan.
BAB III
METODELOGI
PENELITIAN
A . TEMPAT PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini
dilaksanakan di kelas VI SDN Cibubur 05 Jakarta Timur.
B . WAKTU PELAKSANAAN PENELITIAN
Waktu pelaksanaan
penelitian berlangsung selama 4 bulan dari mulai bulan Juli 2011 hingga Oktober
2011.
C . TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian tindakan kelas ini
yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN Cibubur 05 Jakarta
Timur dalam pembelajaran Matematika melalui metode pemecahan masalah.
D . SUBYEK PENELITIAN
Subyek penelitian adalah siswa kelas
VI SDN Cibubur 05 Jakarta Timur dengan jumlah 40 siswa yang terdiri dari 21
siswa Laki dan 19 siswa Perempuan. Dalam
pelaksanaannya penulin di dampingi oleh kolaborator selaku Teman sejawat yang
bertindak sebagai observator.
E . PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini
sebagai suatu yang berkelanjutan diantara siklus – siklus yang di lakukan
tercapai informasi yang berupa balikan yang dilakukan observer terhadap apa
yang dilakukan peneliti.
Adapun kegiatan yang
dilaksanakan merupakan kegiatan siklusitas yang bersifat menyeluruh dan daur
ulang..
Setiap siklus terdiri
atas beberapa tahap yakni :
1. Tahap Perencanaan (planning)
2. Tahap Pelaksanaan (action)
3. Tahap Observasi (pengawasan)
dan Evaluasi (evaluating)
4. Tahap Refleksi (reflection).
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model
proses siklus atau putaran spiral, model dari kualitas pembelajaran matematika
soal cerita dengan penerapan merode pemecahan masalah semakin baik sehingga
kualitas pembelajaran semakin tinggi.
Langkah – langkah
Penelitian, yaitu :
Persiapan /
Perencanaan : Peneliti menelaah kurikulum mengenai pembelajaran
matematika. Peneliti melakukan observasi
langsung dengan siswa / guru mengajar kelas VI SDN Cibubur 05 Jakarta
Timur. Melihat kelemahan murid dalam
proses pembelajaran matematika dan hasil belajar matematika.
Tindakan Siklus I
a.
Penelitian Tindakan Kelas
o
Peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan siswa dan guru SDN
Cibubur 05 Jakarta Timur
o
Peneliti mengidentifikasi sarana yang tersedia atau belum tersedia
o
Peneliti mencari bentuk metode yang sesuai dari media yang ada
o
Peneliti menata ulang, menambah media disesuaikan dengan materi yang akan
diajarkan.
b.
Penelitian Tindakan Kelas
o
Peneliti mempersiapkan kegiatan pembelajaran matematika soal cerita dengan
menggunakan metode pemecahan masalah
o
Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan kegiatan
pembelajaran matematika
c.
Observasi
o
Kolaborator mengamati kegiatan pembelajaran terhadap siswa serta mencatat
dalam jurnal / harian tentang pembelajaran terhadap guru (sebagai peneliti)
serta mencatat dalam jurnal / harian tentang pembelajaran siklus I
d.
Evaluasi dan Refleksi
o
Peneliti mencari data tentang perubahan sikap siswa dan perubahan sikap
pasip setelah tindakan I
o
Peneliti bersama kolaborator mendiskusikan pelaksanaan kegiatan penutup
o
Penerapan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika soal
cerita dilanjutkan dengan perbaikan langkah – langkah yang diperlukan.
Tindakan Siklus II
a.
Persiapan Tindakan Kelas
o
Peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan siswa dan guru SDN
Cibubur 05 Jakarta Timur
o
Peneliti mengidentifikasikan sarana yang tersedia atau belum tersedia
o
Peneliti mencari bentuk latihan dan metode sesuai dengan kurikulum dan
media yang ada
o
Peneliti menata ulang, menambah media disesuaikan dengan materi yang
diajarkan.
b.
Tindakan Kelas
o
Peneliti mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
pemecahan masalah
o
Peneliti melaksanakan pembelajaran matematika soal cerita sesuai dengan
perencanaan kegiatan
c. Observasi
o
Kolaborator mengamati kegiatan pembelajaran terhadap siswa serta mencatat
dalam jurnal / harian tentang pembelajaran tentang pembelajaran siklus II
d. Evaluasi dan Refleksi
o
Peneliti mencari data tentang perubahan sikap siswa dan perubahan sikap
pasip setelah tindakan II
o
Peneliti bersama kolaborator mendiskusikan pelaksanaan metoda kegiatan
penutupan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika soal cerita
terhadap siswa kelas VI SDN Cibubur 05 Jakarta Timur
o
Penerapan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika soal
cerita dilanjutkan dengan perbaikan langkah – langkah yang diperlukan.
Oleh
karena tindakan siklus II telah cukup berhasil menerapkan metode pemecahan
masalah maka tidak perlu dilanjutkan siklus berikutnya.
F . INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen
yang akan dilakukan digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu : Uji kemampuan
siklus I dan siklus II serta Lembar Observasi.
Hasil
tes awal dan akhir diberikan kepada siswa untuk mendapatkan data dalam bentuk
nilai yang menunjukkan gambaran kemampuan memahami matematika. Selanjutnya data tersebut akan di analisa
dengan cara membandingkan hasil tes awal dan akhir apakah ada perbedaan yang
signifikan sebelum dan sesudah penggunaan metode pemecahan masalah.
Instrumen
kedua yaitu lembar Observasi. Lembar
Observasi ini ditulis oleh kolaborator dan akan merupakan catatan dinamika
selama berlangsung proses pembelajaran Matematika Soal Cerita.
DAFTAR PUSTAKA
Aldres, cj, 1987, Ilmu Aljabar, Jakarta, Paradya Paramita
Team Penulis :
Modul PLPG SD
Buku berhitung
kelas 6, Yudistira
Buku Matematika
kelas 6, Erlangga
Thanks for reading PTK Matematika Peningkatan Hasil Belajar Soal Cerita Melalui Metode Pemecahan Masalah Siswa Kelas VI
No comments:
Post a Comment